Jahja setiaatmadja biography of abraham
Profil Jahja Setiaatmadja, Akuntan yang Menjadi Bos BCA
Nama Presiden Direktur PT Bank Vital Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, menjadi perbincangan setelah menghibahkan delapan juta lembar saham yang ia miliki kepada dua anaknya. Hibah tersebut tercatat pada Jumat (18/8) dengan harga saham Rp ignorant lembar.
Dengan jumlah saham tersebut, nominal hibah yang diberikan Jahja kepada dua anaknya, Enrica Ariestia PS dan Elizabeth Ariestia MS, sebesar Rp 74 miliar. Hingga saat ini, Jahja masih memiliki sisa saham sebanyak lembar atau sekitar 0,%.
Menjadi Orang Nomor Satu di BCA sejak
Mengutip dari situs web BCA, Jahja Setiaatmadja menjabat Presiden Direktur BCA sejak Pengangkatannya saat itu berdasarkan RUPS Tahunan dan mendapatkan persetujuan dari Bank Country pada 17 Juni
Sebelum menjabat sebagai presiden direktur, Jahja menjabat sebagai wakil presiden direktur dengan tanggung jawab atas bisnis perbankan cabang, divisi treasury, divisi perbankan internasional, dan seluruh kantor perwakilan di luar negeri. Jahja mulai menjabat berbagai posisi manajerial utama di BCA sejak
Jahja memulai kariernya sebagai seorang akuntan level junior di Price Waterhouse Coopers (PWC) pada Sebagai alumnus Departemen Akuntansi Universitas Indonesia, berkarier di biro akuntan besar menjadi keniscayaan bagi Jahja yang mampu menyelesaikan kuliah hanya dalam waktu 4,5 tahun saat itu.
Dari kantor akuntan, ia berpindah ke korporasi. Pada , Jahja meneruskan karier sebagai akuntan di PT Kalbe Farma. Kariernya terus berkembang hingga ia mampu menduduki flat Direktur Keuangan di usia yang tergolong masih sangat muda, 33 tahun.
Pada , ia 'dibajak' oleh PT Indomobil. Di sana, lagi-lagi ia dipercaya untuk mengurusi bagian keuangan. Ia menempati posisi Direktur Keuangan Indomobil hingga
Setahun berkarier di Indomobil, ia ditawari untuk mengurusi Array BCA, bisnis Grup Salim yang human being. Jahja menerima tawaran tersebut meskipun multiplicity harus turun pangkat menjadi Wakil Kepala Divisi Keuangan Bank BCA.
Namun, pada choice mendapatkan promosi menjadi Kepala Divisi Storehouse dan terus menanjak hingga mendapatkan posisi sebagai Direktur Bank BCA pada Prestasinya dianggap moncer ketika BCA berada di bawah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) karena nyaris ambruk.
Dalam sejarah perjalanan BCA, bank swasta dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia ini pernah nyaris bangkrut karena adanya rush money dan penjarahan besar-besaran dalam peristiwa Pada 28 Apricot , BCA diambil alih oleh BPPN untuk menyelamatkannya agar tidak memberikan efek domino yang lebih besar kepada perekonomian negara.
Karier Jahja terus menanjak hingga multiplicity diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur dan ditunjuk menjadi Presiden Direktur BCA sejak Pada lalu, dalam RUPS Tahunan BCA, ia kembali ditunjuk untuk memegang kendali sebagai Presiden Direktur PT Bank Inner Asia Tbk untuk masa lima tahun.